Minggu, 18 April 2010

Jehoshaphat valley (valley of prayer and praise)


Vision: Valley Praise Prayer


Location: Village Lahendong
 Valley of Jehoshaphat is a house of prayer for All Nations, a place of prayer for the prosperity of the country every day This and and the public. Open to the various denominations as well as a private who came to pray. Location located in the village area Lahendong Tomohon Minahasa district bordering. Area that is cool and there is warm water bath, surrounded by green hills, clear rivers flooded.

Brief History of the Valley of Prayer

Servant of the Lord David D Steinly Lumoindong being coordinated Students and Youth Services Galway Youth for Christ since 1995, received a vision after praying and fasting chain for almost a year in year 2008 .

Vision: Restoration of North Sulawesi Welfare and the Nation. To realize the vision must begin with "Building a Place for Prayer 24 Hour Prayer Team", If the prayer is not realized then the recovery will not happen. Since receiving the vision of prayer and the ministry began to change in accordance with the vision he received. Prayer and preaching about the Build It continues to be submitted without a prayer he himself knows when it will happen. Until finally in March 2010 in sharing with Ny.Marry Sumolang a servant of God who lives in jakarta he delivered a big load in his spirit for Recovery of this vision he had to build a "House of Prayer Recovery" in the spirit kindled share this vision and it responded by servant God such as the vision of God. Then he heard a vision that has long served in jakarta also know of a prayer that has a vision for the land they built a House of Prayer. Family Prof.dr.Hans Monintja and Ny.K.Monintja Tambuwun already preparing their land for a House of Prayer since several years ago by managing the land that originally steeply undulating terrain, so be tens of cubic soil transported to pile up a steep place. Large funds have been expended to realize the burden that God provided for them. But since all the children they moved to Jakarta and there are to Australia and New Zealand, the more time they are in Jakarta, so pembangunanpun stopped. They seek God's servants who will continue the development in 2008 but construction has not happened, so that in 2010 heard a servant of God who have the same vision, then they are to Manado soon to see and hear is what true servant of God is receiving the same vision. After praying then they made the decision to surrender land at JPI Services to build a house of prayer by God's servant David, because they believe this is God's time to continue development. Since the location is situated in the valley so-called ' Jehoshaphat Valley 'valley of prayer and praise to the area where the Lord be glorified, the area around and the nations be blessed.

Responsible / Chairman of the Development Committee: David DS Lumoindong
SMS: 085256333111, Email: lumoindong@ymail.com

Lembah Doa Segala Bangsa


Vision : Lembah Doa Pujian


Lokasi : Desa Lahendong
Lembah Yosafat merupakan rumah doa bagi Segala Bangsa, menjadi tempat doa tiap hari untuk kesejahteraan negeri ini dan dan masyarakat. Terbuka untuk berbagai denominasi serta pribadi yang datang untuk berdoa. Lokasi yang terletak di desa Lahendong daerah Kota Tomohon berbatasan dengan kabupaten Minahasa. Daerah yang sejuk dan terdapat permandian air hangat, dikelilingi perbukitan yang hijau, diairi sungai yang jernih.


Sekilas Sejarah Lembah Doa
Hamba Tuhan David D Steinly Lumoindong yang sedang mengkordinir Pelayanan Siswa dan Pemuda Manado Youth for Christ sejak tahun 1995 menerima sebuah visi setelah berdoa dan puasa berantai selama hampir setahun di tahun 2008.

Visi
Pemulihan Kesejahteraan Sulawesi Utara dan Bangsa. Untuk mewujudkan Visi tersebut maka harus dimulai dengan "Membangun Tempat Doa 24 Jam bagi para pendoa", Jika tempat doa tersebut belum terwujud maka belum akan terjadi pemulihan. Sejak menerima visi tersebut maka doa dan pelayanannya mulai berubah sesuai dengan visi yang diterimanya. Doa dan khotbahnya mengenai Membangun Tempat doa terus disampaikan tanpa ia sendiri tahu kapan akan terlaksana. Sampai akhirnya pada bulan Maret 2010 dalam sharing dengan Ny.Marry Sumolang seorang hamba Tuhan yang tinggal di jakarta ia menyampaikan beban besar dalam rohnya untuk visi Pemulihan ini ia harus membangun "Rumah Doa Pemulihan" dengan semangat bernyala membagi visi ini dan hal ini direspon oleh hamba Tuhan tersebut sebagai visi Tuhan. Mendengar visi tersebut maka beliau yang sudah lama melayani di jakarta juga mengenal seorang Pendoa yang memiliki Visi untuk tanah mereka dibangun Rumah Doa. Keluarga Prof.dr.Hans Monintja dan Ny.K.Monintja Tambuwun sudah mempersiapkan tanah mereka untuk Rumah Doa tersebut sejak beberapa tahun lalu dengan menata tanah yang semula bergelombang terjal sehingga menjadi dataran, puluhan kubik tanah diangkut untuk menimbun tempat yang terjal. Dana yang besar telah dicurahkan untuk mewujudkan beban yang diberikan tuhan bagi mereka. Tapi sejak semua anak mereka berpindah ke Jakarta dan ada yang ke Australia serta Selandia Baru, maka merekapun lebih banyak waktu berada di jakarta, sehingga pembangunanpun terhenti. Mereka mencari hamba Tuhan yang akan meneruskan pembangunan tersebut tahun 2008 tapi pembangunan belum terlaksana, sehingga Tahun 2010 mendengar seorang hamba Tuhan yang memiliki visi yang sama, maka segera mereka ke Manado untuk menemui dan mendengar secara apa benar hamba Tuhan tersebut menerima visi yang sama. Setelah berdoa maka mereka mengambil keputusan untuk menyerahkan tanah tersebut pada Pelayanan JPI untuk dibangun rumah doa oleh hamba Tuhan David, karena mereka yakin inilah waktunya Tuhan pembangunan berlanjut. Karena lokasi tersebut berada dilembah maka dinamakan 'Lembah Yosafat' lembah doa dan pujian menjadi daerah dimana Tuhan dipermuliakan, daerah sekitar dan bangsa-bangsa diberkati.

Penanggungjawab/Ketua Panitia Pembangunan : David DS Lumoindong
SMS : 085256333111, Email : lumoindong@ymail.com

Jumat, 16 April 2010

Sekilas Sejarah Berdirinya Lembah Doa


Sekilas Sejarah Berdirinya Lembah Doa Yosafat

Dimulai oleh kerinduan David DS Lumoindong seorang hamba Tuhan yang masih muda mencari tuntunan Tuhan akan arah hidup pelayanan yang berkenan pada Tuhan. Setelah melewati proses pelayanan pemuda yang berkembang, hanya dengan semangat berkobar ingin melayani Tuhan, selamatkan banyak sesama. Tetapi ditengah pelayanan yang padat, suatu beban besar muncul dalam hatinya untuk mengetahui panggilan Tuhan yang sebenarnya. Suatu kerinduan untuk melakukan hal yang menyenangkan Tuhan, melakukan programNya. Sebab banyak orang yang begitu giat bekerja melayani untuk Tuhan tapi pekerjaan yang dilakukan bukan yang direncanakan Tuhan, bahkan melawan Tuhan, seperti yang dialami Saulus yang menjadi Paulus. Kerinduan yang sangat besar untuk mencari kehendakNya mendorongnya untuk melepaskan kesibukan pelayanan, kemudian lebih banyak doa komunikasi dengan Tuhan. Doa, doa terus doa ditambah puasa, secara berantai terus dilakukan tetapi selama sebulan ia tidak menemukan jawaban. Terus berdoa sampai Tuhan menjawab, yang tidak diketahui berapa lama berakhir membutuhkan kerelaan total menyerahkan diri padaNya. Sebulan berlalu bahkan tiga bulan berlangsung masih belum mendapatkan jawaban, sehingga kemudian akhirnya menjadi jelas "kehendakNya" dimengerti, pada bulan Desember 2008 Visi 'Panggilan Tugas Khusus' jelas baginya.

Tuhan memanggil untuk pelayanan mempersiapkan Pemulihan gereja. Seperti ada tertulis Kristus akan tetap disorga sampai Pemulihan segala sesuatu.

Terwujudnya Visi Pemulihan ini maka harus dibangun 3 hal yang menjadi tugasnya.
1. Menggalang para pendoa masal secara kontinyu. Bangun Tempat para pendoa 24 jam di Minahasa, Manado.
2. Membangun menggalang siapkan para pelayan garis depan. Bangun lembaga pelatihan
rohani khusus.
3. Membangun sarana penunjang operasional pelayanan.

Suatu keluarga yang bernazar untuk memberikan tanah mereka untuk menjadi tempat doa, selama beberapa tahun mereka mencari hamba Tuhan yang siap mewujudkan harapan mereka. Pada tahun 2010 Tuhan mempertemukan David DS Lumoindong dengan hamba Tuhan yang juga mengetahui doa dan nazar keluarga Monintja Tambuwun. Mendengar visi yang sama ini menggerakkan suami istri Prof.Dr.Hans Monintja dan istrinya Hizako KA Tambuwun di Jakarta langsung ke Manado melihat dan mendengar langsung penerima visi tersebut. Maka pada bulan April 2010 mereka menyerahkan tanah di desa Leilem untuk dibangunnya Lembah Doa yang dinamakan "Yosafat".

LEMBAH DOA YOSAFAT
Terbuka untuk umat yang datang untuk berdoa. Pelayanan oleh pengelola Lembah Doa bagi para pendoa gratis tanpa dipungut biaya.
Lembah doa ini menjadi sarana doa bagi berbagai organisasi gereja dan dengan harapan membawa dampak pertumbuhan setiap pribadi umat juga pertumbuhan perkembangan pesat setiap gereja disemua bidang pelayanan, dimana masing-masing umat beribadah.
Lembah kemenangan, berkat menjadi tempat turunnya Tuhan untuk ganti berperang bagi umat dalam menghadapi peperangan rohani dalam kehidupannya.

Kamis, 15 April 2010

Lembah Kidron di Yerusalem



Lembah Kidron di Yerusalem adalah tempat pertemuan yang sering digunakan Yahoshua (Yesus) dengan para murid.


Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya.


Lembah Kidron, tempat yang sering dilewati Tuhan Yesus dan para rasul menuju Bait Suci melalui pintu gerbang emas di kota Yerusalem atau naik ke bukit Zaitun untuk berdoa di Taman Getsemani, juga jalan yang dilalui Yesus setelah ditangkap dan dibawa dari rumah Imam Agung Kayafas menuju kompleks Bait Allah dan ke Istana Pontius Pilatus.
Lembah air mata, dimana Daud bersama dengan banyaknya pengikut melewati lembah ini dengan penuh air mata, ketika diusir dari Yerusalem oleh Absalom, putranya sendiri (II Samuel 15 - 23). Pada jaman raja-raja yang melakukan pembaharuan seperti Asa, Hizkia dan Yosia, lembah ini dipakai sebagai tempat pemusnahan, dimana patung-patung para dewa dan mezbah dibakar atau dihancurkan jadi debu. (I Raja-raja 15 : 13, II Raja-raja 23 : 4).
Sekitar seribu tahun kemudian Yesus melewati lembah ini, tetapi tidak ada pengikut-pengikut yang menyertai-Nya. Semua murid-murid telah meninggalkan Dia. Dia tidak pergi sebagai manusia bebas seperti Daud, tapi Ia dirantai. Dia dibawa melalui lembah Kidron seperti seekor binatang yang akan dibantai oleh para penjaga kejam yang membawa-Nya kepada para hakim.
Lembah Kidron (disebut juga lembah ‘Yosafat’) merupakan lembah dan sungai kecil yang memisahkan Bukit Zaitun dengan kota Yerusalem dan membuka jalan menuju Laut Mati. Disebelah barat ada mata air yang disebut GIHON yang pada masa pemerintahan Hizka airnya disalurkan ke Yerusalem untuk memenuhi kebutuhan air kota. Di lembah Kidron juga terdapat 4 kuburan kuno yang dipercaya sebagai kuburan Absalom, Yosafat, Yakobus dan Zakharia. Dari bentuk arsitekturnya, kuburan itu berasal dari abad permulaan (Budaya Yunani) dan mungkin didirikan oleh keluarga-keluarga secara pribadi.
Di lembah ini isi hati Yesus diungkapkan kepada kita. Hati-Nya penuh dengan cinta yang tak terperikan. Yesus, penguasa surga dan bumi, yang kekuasaan dan keagungan-Nya dirampas, yang tunduk seperti seekor domba kepada orang-orang jahat, supaya kita yang diperbudak oleh hawa nafsu yang haus kekuasaan dapat dibebaskan. Dia menyelamatkan kita dari kesombongan dan keegoisan diri kita sendiri, yang membuat kita terperangkap da tidak bahagia. Bersiaplah untuk Tuhan dan sukarela mengikatkan diri kepada hati-Nya yang penuh dengan cinta kasih. Kita akan menemukan kepuasaan yang paling dalam di kehidupan, serta merasakan perkembangan pribadi yang sesungguhnya.


Gerbang-gerbang di Israel
'Gerbang-gerbang' (dalam bahasa Ibrani, tunggalnya adalah s'r) Yerusalem adalah sebuah contoh dari masalah ini; gerbang-gerbang tersebut dapat dikenali melalui tempat-tempat yang memberi namanya pada mereka, yang tentunya menunjukkan arah-arah ke mana gerbang-gerbang tersebut dibuka:

1. Gerbang 'Benyamin' (bn ymn) (Yeremia 37:13; 38:7; Zakaria 14:10): di antara beberapa kemungkinan yang ada, mungkin ini adalah Dhat Yumn (ymn) di wilayah Ballasmar-Ballahmar.
2. Gerbang 'Sudut' (h-pnh) (Raja-raja II 14:13, bandingkan dengan Tawarikh II 15:23; 26:9; Yeremia 31:38; Zakaria 14:10): nampaknya ini adalah al-Nayafah (nyph, dengan kata sandang tertentu Arab) di wilayah Banu 'Amr di Sarat.
3. Gerbang 'Kotoran' (h-'spt) (Nehemia 2:13; 3:13, 14; 13:1): di antara beberapa kemungkinan yang ada, tempat ini mungkin adalah Fatish (pts) di Wadi Adam atau Shatfah (stp) di wilayah Taif.
4. Gerbang 'Timur' (mzrh, dibaca m-zrh, 'dari tempat kebangkitan') (Nehemia 3:29): Al Muhriz (mhrz), satu di antara dua buah pedesaan yang memakai nama ini di wilayah Bani Shahr dan Ballahmar di sebelah barat Nimas.
5. Gerbang 'Ephraim' ('prym) (Raja-raja II 14:13, bandingkan dengan Tawarikh II 25:23; Nehemia 8:16; 12:39): Wafrayn (wpryn, seperti 'prym dalam bentuk ganda) di wilayah Bani Shahr.
6. Gerbang 'Ikan' (h-dgym) (Tawarikh II 33:14; Nehemia 3:3; Zefanya 1:10): diantara beberapa kemungkinan yang ada, kemungkinan besar Al Qadim (qdm) di sisi barat Wadi Bishah tepat di sebelah timur Sarat.
7. Gerbang 'Air Mancur' (h-'yn) (Nehemia 2:14; 3:15; 12:37): referensi ini mungkin adalah kepada mata air setempat di sana; atau pada desa yang kini adalah al-'Ayn ('yn, dengan kata sandang tertentu) di Sarat, di wilayah Ballasmar yang merupakan desa terdekat dengan Nimas yang memakai nama ini.
8. Gerbang 'Kuda' (h-swsym) (Nehemia 3:26; Yeremia 31:40): referensi ini mungkin adalah pada desa al-Susiyyah (bentuk jamak Arab sws) kini di wilayah Zahran; lebih cocok dengan al-Masus (mss, metatesis dari swsym, juga dengan kata sandang tertentu) di Rijal Alma'.
9. Gerbang 'Inspeksi' (h-mpqd) (Nehemia 3:31): kemungkinan besar adalah pelabuhan al-Qunfudhah (qnpd, dengan kata sandang tertentu) yang kini merupakan pelabuhan terdekat di wilayah Nimas dan sekitarnya, yang namanya agaknya merupakan bentuk h-mpqd yang telah diubah ke dalam bahasa Arab.
10. Gerbang 'Tengah' (h-twk) (Yeremia 39:3): al-Tuq (tq, dengan kata sandang tertentu) di Rijal Alma'.
11. Gerbang 'Yeshanah' (h-ysnh) (Nehemia 3:6; 12:39): Yasinah (ysnh) di daerah pedalaman Qunfudhah, di sebelah barat wilayah Nimas.
12. Gerbang 'Penjara' atau 'Penjaga' (h-mtrh) (Nehemia 3:1, 32; 12:39): nampaknya Matir (mtr) di wilayah Muhayil.
13. Gerbang 'Biri-biri' (h-swn) (Nehemia 3:1, 32; 12:39): Al Zayyan (zyn, secara fonologis sama dengan swn) di wilayah Ballahmar.
14. Gerbang 'Benyamin Atas' (bn ymn h-'lywn) (Yeremia 20:2): tak diragukan lagi adalah Al Yamani (ymn) di wilayah Balqran, di sebelah utara Nimas yang dikenali sehubungan dengan 'Alyan ('lyn) yang terletak di dekatnya.
15. Gerbang 'Lembah' (h-qy') (Tawarikh II 26:9; Nehemia 2:13, 15; 3:13): di antara beberapa kemungkinan yang ada, kemungkinan besar al-Jiyah (gy, dengan kata sandang tertentu) di wilayah Nimas; kecuali kalau itu adalah al-Jaww (gy, dengan kata sandang tertentu), di wilayah Ballasmar di sebelah Nimas.
16. Gerbang 'Air' (h-mym) (Ezra 8:1; Nehemia 3:26; 8:1, 3, 16; 12:37): ada kemungkinan kalau itu merupakan al-Mumiyah (mmy, dengan kata sandang tertentu) di wilayah Bahr, di kaki bukit Rijal Alma'; mungkin juga al-Mayayn (myyn, ganda dari kata Arab my, 'Air') di wilayah Madinah di sepanjang jalan besar kafilah utama Arabia Barat yang menuju ke Suria; kecuali kalau referensinya sebenarnya adalah pada sebuah 'perairan' lokal.
17. Gerbang 'di belakang para penjaga akan menjaga tempat ini' ('hr h-rsym w-smrm 't msmrt h-byt msh, Raja-raja II 11:6): kalau diterjemahkan dengan lebih tepat sebagai hr-nya h-rsym dan smrtm di sebelah menara penjagaan byt msh, akan diperoleh suatu referensi mengenai empat buah tempat. Mereka adalah sebagai berikut, yang semuanya terletak di pedalaman Qunfudhah: Yuhur (yhr); Sarum (srm, metatesis dari rsym); Samarah 'mereka' (smrt, m yang terakhir dalam smrtm yang tertera dalam Bibel adalah kata ganti kepunyaan orang ketiga jamak); dan Hillat Maswa ('pemukiman', dan karena itu ada kata Ibrani byt, atau 'rumah', msw, bandingkan dengan kata dalam Bibel msh).
18. Gerbang 'di belakang dua tembok' (byn h-hmtym, Raja-raja II 25:4, bandingkan dengan Yeremia 39:4; 52:7): referensinya adalah pada 'wilayah' (terbukti sebagai arti kuno kata Arab byn, disuarakan btn) Al Hamatan (hmtn), di dataran tinggi Zahran (seperti kata Ibrani hmtym, tunggalnya adalah hmt, bentuk dari nama itu yang telah diarabkan adalah dalam bentuk ganda).[5]
19. Gerbang 'Shallecheth' (slkt, Tawarikh I 26:16): Shaqlah (sqlt' di pedalaman Qunfudhah.
20. Gerbang 'Sur' (h-yswr, Raja-raja II 11:6; Tawarikh II 23:5): Al Yasir ('l ysr) di wilayah Tanumah, di sebelah selatan Nimas menuju Abha.
21. Gerbang 'Yosua gubernur kota' (yhws' sr h-'yr, Raja-raja II 23:8): di sini kini desa Shu'ah (sw') di wilayah Bahr tampaknya dikenali sehubungan dengan pedesaan al-Sirr (sr) dan al-Ghar (gr, secara fonologis sama dengan 'yr) di Rijal Alma' di dekatnya (baca 'Shu'ah dari Sirr 'al-Ghar').
22. Gerbang 'Pecahan barang tanah' (h-hsrwt, Yeremia 19:2): al-Kharizat (hrzt, metatesis dari hsrwt, juga dalam bentuk feminin jamak) di daerah sekitar Hali di wilayah Qunfudhah.
23. 'Gerbang baru Yahweh' (s'r yhwh h-hds, Yeremia 26:10) atau 'gerbang baru rumah Yahweh' (s'r byt yhwh h-hds, Yeremia 36:10): referensinya tampaknya adalah kepada sebuah tempat pemujaan Yahweh kuno di desa al-Hadithah (hdt dengan kata sandang tertentu yang merupakan terjemahan bahasa Arab dari kata Ibrani h-hds, 'baru'), kini di wilayah Qunfudhah.
24. 'Gerbang atas rumah Yahweh, (s'r byt yhwh h-'lwyn, Tawarikh II 27:3, terjemahan yang lebih baik adalah 'gerbang rumah Yahweh h-'lwyn'): tempat pemujaan yang dibicarakan adalah Al 'Alyan ('l 'lyn, 'Tuhan'-nya 'lyn) di wilayah Nimas (lihat Bab 12).
25. Gerbang 'Lama' (s'r h-r'swn, Zakaria 14:10): kemungkinan besar adalah Rawshan (rwsn) di Wadi Bishah; kemungkinannya kecil kalau itu adalah Rishan (rsn) atau Rusan (rsn) di wilayah Taif.[6]

Kita dapat meneruskan lebih jauh lagi mengenali banyak tempat yang namanya tertera dalam Bibel Ibrani sehubungan dengan Yerusalem (bagian-bagian tembok, menara-menara, sejumlah mata air, ladang-ladang, bangunan-bangunan atau tempat-tempat pemakaman) berkenaan dengan nama-nama lokasi yang masih terdapat di sana yang sebagian terletak dekat Al Sharim di wilayah Nimas di Asir. Namun saya tidak ingin mengganggu para pembaca dengan tambahan-tambahan yang nampaknya adalah informasi yang berlebihan dan tak bermanfaat. Dengan demikian, hanya ada sebuah tempat yang tidak dapat saya tempatkan melalui namanya, dan tempat tersebut adalah 'Gunung Zaitun' (hr h-zytym) yang terletak di sebelah timur Yerusalem (Zakaria 14:4, yang merupakan tafsiran tradisionalnya). Sebaliknya, ada dua buah tempat lain yang namanya diasosiasikan dalam teks Bibel dengan Yerusalem yang letaknya tidak di sekitar ibukota itu, akan tetapi perlu diperhatikan bahwa teks-teks tersebut yang menyebutkan mereka pun tidak mengatakan bahwa mereka terletak di sekitar kota:

1. Lembah Hinnom atau lembah 'anak' Hinnom (gy'bn hnm). Jika membaca nama itu sebagai h-nm, dengan h yang pertama sebagai kata sandang tertentu, dan nama 'lembah' (dalam bahasa Ibrani gy') ini pun dapat dikenali sebagai al-Namah (nm, dengan kata sandang tertentu Arab), di wilayah Ballahmar antara wilayah Bani Shahr dan Rijal Alma'. Tepat di sinilah teks Yosua 15:8 menempatkan tempat tersebut; 'di puncak sebelah selatan Yebusit (yaitu Yerusalem)' (RSV). Menurut Raja-raja II 23:10, di lembah ini ada sebuah tempat yang bernama Topheth (htpt, dibaca dengan salah menjadi h-tpt). Kini tempat tersebut tidak lain adalah desa al-Hatafah (htpt), di sekitar daerah yang sama (bandingkan dengan Simons, alinea 36).

2. Kali kecil Kidron (nhl qdrwn): ini tentunya adalah lembah Bani al-Asha'ib di lerengan maritim wilayah Zahran yang sampai kini masih berdiri sebuah desa yang bernama Qidran (qdrn). Dalam Raja-raja II 23:4, 6, ungkapan dalam bahasa Ibrani yang berbunyi m-hws l-yrwslym b-sdmwt qdrwn, dan m-hws l-yrwslym 'l nhl qdrwn, secara tradisional diterjemahkan menjadi 'di luar Yerusalem di ladang-ladang Kidron', dan 'di luar Yerusalem sampai pada kali kecil Qidran'. Namun di sini hws adalah nama sebuah tempat yang kini merupakan desa Hawwaz (hwz) di lembah yang sama, di wilayah Zahran letak Qidran dapat dijumpai. Jika dipertimbangkan kembali berkenaan dengan ini, kutipan Ibrani dari Raja-raja II 23 yang tertera di atas akan berbunyi: 'dari Hawwaz sampai ke Yerusalem, di ladang-ladang Qidran', dan 'dari Hawwaz sampai ke Yerusalem, sampai ke kali kecil Qidran'. Terjemahan yang dipertimbangkan kembali ini cocok dengan konteksnya: atas perintah Raja Yosiah, semua jimat-jimat yang musyrik, tidak hanya Yerusalem, tetapi dari seluruh daerah Hawwaz dan Yerusalem dikumpulkan dan dibawa ke ladang-ladang di Qidran, atau ke kali kecil Qidran, di sana semua itu dibakar (untuk pengenalan tradisional atas Kidron di luar Yerusalem Palestina, lihat Simons, alinea 139).

Lembah Doa bagi segala Bangsa


Lembah Doa dan Pujian Yosafat merupakan tempat doa bagi keselamatan kesejahteraan segala Bangsa, segala suku bangsa, segala suku.



Lembah Doa dan Pujian Bet Yosafat atau disingkat "Lembah Doa Yosafat" yang terletak di Kabupaten Minahasa, Kecamatan Sonder, desa Leilem adalah merupakan lembah tempat doa yang digunakan oleh berbagai gereja antar denominasi dengan Tujuan menjadikan tempat doa yang menggerakan pemulihan Tubuh Kristus [semua gereja baik Katolik, Protestan (Pentakosta, Karismatik)] untuk mendoakan kesatuan, kebersamaan antar gereja, kesejahteraan jemaat antar gereja. Segala kemuliaan bagi YHWH. Demikian kerinduan kami, harapan kami dalam membangun lembah ini untuk kemuliaan YHWH dan Kebangkitan rohani bagi sulawesi utara sehingga terjadi transformasi yang memberkati masyarakat dengan kelimpahan rohani dan materi sehingga menjadi berkat bagi bangsa Inonesia bahkan bangsa lainnya. Visi : Membangun rumah doa, Pelaksanaan : Hanya orang berjalan dengan iman dapat mewujudkan visi. Orang berdoa, yang bersyukur dan memuji YHWH alam segala keadaan yang dapat bertahan melaksanakan visi. Ibrani 10:38-39, ‘Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.’ YHWH juga tidak berkenan kepada mereka yang mengundurkan diri. Janganlah kita mengundurkan diri dari panggilan-Nya, dari menjadi rumah doa bagi segala bangsa. Kisah Para Rasul 2:42, ‘Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.’ Yesaya 58:6, ‘Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk’ Dengan doa kita mematahkan segala belenggu dosa, belenggu si jahat dan kuk-kuk si jahat. Membebaskan orang-orang yang terikat, terbelenggu sehingga mereka bisa melihat kemuliaan Yesus Kristus. Mengapa Lembah Yosafat ?
Yoel 3:1-2, ‘"Sebab sesungguhnya pada hari-hari itu dan pada waktu itu, apabila Aku memulihkan keadaan Yehuda dan Yerusalem, Aku akan mengumpulkan segala bangsa dan akan membawa mereka turun ke lembah Yosafat; Aku akan berperkara dengan mereka di sana mengenai umat-Ku dan milik-Ku sendiri, Israel, oleh karena mereka mencerai-beraikannya ke antara bangsa-bangsa dan membagi-bagi tanah-Ku,’
Secara tradisi orang menyebutnya lembah Kidron, sebuah cekungan yang terletak antara tembok Yerusalem dengan Bukit Zaitun. Di sanalah diyakini secara profetik, YHWH akan datang untuk kedua kalinya melakukan penghakiman yang terakhir. Itulah sebabnya lembah itu juga disebut dengan lembah penghakiman terakhir, tempat dimana bangsa-bangsa akan diadili. Nabi Yoel sudah menubuatkan hal itu di dalam salah satu tulisannya. Di dalam Yoel 3:12-14 dituliskan, “ Baiklah bangsa-bangsa bergerak dan maju ke lembah Yosafat, sebab di sana Aku akan duduk untuk menghakimi segala bangsa dari segenap penjuru. Ayunkanlah sabit, sebab sudah masak tuaian; marilah, iriklah, sebab sudah penuh tempat anggur; tempat-tempat pemerasan kelimpahan, sebab banyak kejahatan mereka. Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari YHWH di lembah penentuan! “ Implikasinya bagi kita sekarang sudah jelas. Lembah Yosafat juga berbicara tentang Lembah Pujian, ini berbicara tentang doa, pujian dan penyembahan kita hari-hari ini. Yoel 3:9-11, ‘Maklumkanlah hal ini di antara bangsa-bangsa: bersiaplah untuk peperangan, gerakkanlah para pahlawan; suruhlah semua prajurit tampil dan maju! Tempalah mata bajakmu menjadi pedang dan pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak; baiklah orang yang tidak berdaya berkata: "Aku ini pahlawan!" Bergeraklah dan datanglah, hai segala bangsa dari segenap penjuru, dan berkumpullah ke sana! Bawalah turun, ya YHWH, pahlawan-pahlawan-Mu!’ Kita harus bersiap-siap, mempersiapkan diri kita menghadapi tahun penuaian ini. Peperangan di Lembah Pujian November 17, 2007 oleh changdeb “Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat YHWHlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah.” (2Taw. 20:22) Peristiwa di atas boleh dikatakan merupakan salah satu kemenangan paling spektakuler yang pernah diperoleh bangsa Israel dalam sejarah peperangan mereka yang panjang. Bukan hanya dalam hal hasil rampasan (20:25), tetapi juga dalam hal akibat yang ditimbulkan oleh pembuktian penyertaan YHWH yang luar biasa atas bangsa itu (20:29). Memang, kemenangan-kemenangan dengan hasil seperti itu bukan hal yang baru bagi bangsa Israel. Setiap kali mereka berperang dengan mengandalkan kekuatan YHWH, bisa dipastikan bahwa mereka pulang dengan sorak kemenangan dan hasil rampasan yang berlimpah ruah. Namun yang membuat yang satu ini berbeda adalah, mereka memperoleh kemenangan yang sangat gemilang tanpa mengerahkan pasukan ke medan laga. Sekilas, ini seperti pemberian cuma-cuma yang didapat tanpa usaha. Benarkah demikian? Marilah kita selidiki lebih jauh, apa yang dilakukan bangsa Israel sehingga YHWH menunjukkan penyertaan dan perlindungan-Nya kepada mereka dengan cara yang sangat luar biasa ini. Mencari YHWH “Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari YHWH.” (20:3a) Itulah hal pertama yang dilakukan Raja Yosafat ketika kabar penyerbuan oleh orang-orang Moab, Amon, dan Meunim sampai di telinganya. Dia tidak menjadikannya sebagai pilihan terakhir yang baru dilakukan setelah menemui jalan buntu. Dia bisa saja segera mengerahkan pasukannya yang paling kuat untuk berjaga-jaga (2Taw. 17:12-13) atau mencari bantuan dan bersekutu dengan kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya seperti yang biasa dilakukan para raja pada umumnya (2 Taw. 16:3,7), namun dia mengambil pilihan yang bijaksana ini. Dan sesuai dengan janji YHWH: “…carilah, maka kamu akan mendapat…karena… setiap orang yang mencari, mendapat…” (Mat. 7:7-8), bangsa Israel mendapatkan penyertaan YHWH. Berpuasa “Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.” (20:3b) Tidak berhenti pada pengambilan keputusan, ia segera melaksanakannya. Dan yang dilakukannya pun tidak tanggung-tanggung. Ia meminta agar seluruh rakyat ikut berpuasa – bukan hanya pasukan perangnya – sebab ia mengetahui bahwa keamanan dan keselamatan negara bukan hanya merupakan tanggung jawab tentara, tetapi adalah tanggung jawab seluruh penduduknya. Ini sungguh peristiwa yang tidak biasa. Seluruh rakyat berpuasa untuk menyatakan pertobatannya kepada YHWH, sudah berulang kali terjadi. Atau seluruh rakyat berpuasa menghadapi ancaman dari pihak yang lebih kuat dan berkuasa, juga pernah terjadi, yaitu ketika bangsa Israel berada dalam pembuangan, di mana mereka sama sekali tidak mempunyai pasukan yang terlatih, apalagi bersenjata (Ezr. 8:21-23; Est. 4:3,16). Namun seluruh rakyat dari suatu negara merdeka yang masih memiliki pasukan bersenjata yang cukup kuat melakukan puasa sebagai persiapan perang, baru kali ini terjadi. Yosafat menyadari bahwa YHWHlah yang membuat segala pekerjaannya berhasil (2Taw. 17:5,10). Tanpa pertolongan YHWH, dia pasti tidak dapat bertahan menghadapi ancaman dari musuh-musuhnya. Karena itu, bersama semua rakyatnya, ia merendahkan diri di hadapan YHWH. Berdoa Bersama “Lalu Yosafat berdiri di tengah-tengah jemaah Yehuda dan Yerusalem di rumah YHWH, di muka pelataran yang baru dan berkata: ‘Ya YHWH, YHWH nenek moyang kami…’ Sementara itu seluruh Yehuda berdiri di hadapan YHWH, juga segenap keluarga mereka dengan isteri dan anak-anak mereka.” (20:5,6,13) Mengerti akan pentingnya kesatuan hati seperti yang dikatakan Pengkhotbah: “Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan” (Pkh. 4:12), seluruh Yehuda – tua, muda, laki-laki, perempuan, kaya, miskin, tuan, hamba – tanpa terkecuali, berdoa demi tujuan yang sama. Doa adalah nafas hidup umat Kristen, adalah satu-satunya cara berkomunikasi dengan YHWH. Tanpa doa, tidak ada artinya puasa yang dilakukan, berapa pun lamanya. Apalagi mereka berdoa di rumah YHWH, di tempat yang tentangnya YHWH berkata, “Telah Kudengar doamu dan telah Kupilih tempat ini bagi-Ku sebagai rumah persembahan…Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini. Sekarang telah Kupilih dan Kukuduskan rumah ini, supaya nama-Ku tinggal di situ untuk selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada di situ sepanjang masa” (2Taw. 7:12b,15,16). Tidakkah hati YHWH tergerak melihatnya? Bersandar Sepenuhnya kepada YHWH “Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu.” (20:12b) Perkataan yang sungguh luar biasa! Yosafat tidak bertanya apa strategi yang harus dilakukan atau apakah YHWH akan menyertainya dalam peperangan. Dia hanya sepenuhnya mempercayakan pengambilan keputusan kepada YHWH. Dan karena YHWH mengabulkan doa kita jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya (1Yoh. 5:14), bahkan Dia dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan (Ef. 3:20), doa Yosafat yang penuh iman dan sangat rendah hati ini memberikan akibat yang luar biasa; seketika itu juga YHWH menjawab. Ia memberikan penghiburan dan memberitahukan apa yang harus dilakukan bangsa Israel, yaitu mereka harus turun menyerang musuh-musuh mereka, namun dalam peperangan itu mereka tidak usah bertempur (2Taw. 20:14-17). Perintah yang agak membingungkan bukan? Bagaimana mereka dapat turun menyerang musuh sekaligus tidak bertempur? Apakah YHWH tidak konsisten dengan perkataan-Nya? Sama sekali tidak! Dalam perintah itu YHWH menyampaikan maksud-Nya dengan sangat jelas. Kita lihat bahwa yang dihinggapi Roh YHWH dan bernubuat adalah Yahaziel bin Zakharia bin Benaya bin Matanya, seorang Lewi dari bani Asaf, bukan pelihat yang biasa menyampaikan firman YHWH kepada raja, yaitu Yehu (2Taw. 19:2) atau Eliezer (2Taw. 20:37). Dalam rumah YHWH, bahkan sebelum Bait YHWH didirikan, bani Asaf bertugas sebagai pemuji YHWH (1Taw. 15:19; 16:4-5,7; 23:3-5,30; 25:1). Yosafat menerjemahkan hal ini dengan sangat tepat. Keesokan harinya, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyikan nyanyian untuk YHWH, yang ditempatkannya di depan pasukan bersenjata (20:21). Ya, inilah yang dilakukan bangsa Israel: turun menyerang musuhnya dengan bersenjatakan nyanyian syukur dan pujian kepada YHWH. Inilah hal paling unik dalam peristiwa itu. Suatu hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak pernah terjadi lagi. Begitu sederhana! Hanya mencari YHWH, berpuasa, berdoa bersama, dan bersandar sepenuhnya pada YHWH, kemudian menyanyikan syukur dan pujian, sim salabim, musuh kalah. Namun, pernahkah kita merenungkan, selain karena dukungan puasa, doa, dan berserah sepenuhnya, mengapa nyanyian syukur dan pujian bangsa Israel dapat menggerakkan hati YHWH? Para Penyanyi di Rumah YHWH Ketika Daud sudah menjadi tua, ia membagi orang-orang Lewi menjadi beberapa rombongan yang diberi tugas-tugas tertentu dalam Rumah YHWH yang akan didirikan Salomo (1Taw. 23:1-3; 29:20-21). Mereka semua punya kedudukan yang sama, hanya bidang pelayannya saja yang berbeda. Ada yang bertugas mengawasi pekerjaan di rumah YHWH, ada yang menjadi pengatur dan hakim, penunggu pintu gerbang, dan ada yang menjadi pemuji YHWH (1Taw. 23:4-5) yang bertugas untuk menyanyikan syukur dan puji-pujian bagi YHWH setiap pagi, petang, dan pada setiap kegiatan ibadah lainnya sebagai tugas tetap di hadapan YHWH (1Taw. 23:30-31). Para pemuji YHWH terbagi lagi menjadi para pemain musik dan penyanyi (1Taw. 16:4-5,41-42; 25:1). Alkitab mencatat secara khusus keberadaan para penyanyi itu dalam 1Taw. 25:1-31. Dikisahkan bahwa anak-anak Asaf, Heman, dan Yedutun, di bawah pimpinan ayah mereka, bernubuat dan menyanyikan nyanyian di rumah YHWH dengan diiringi kecapi, gambus, dan ceracap. Dan dalam ayat 7-8 dikatakan: “Jumlah mereka bersama-sama saudara-saudara mereka yang telah dilatih bernyanyi untuk YHWH – mereka sekalian adalah ahli seni – ada dua ratus delapan puluh delapan orang. Tua, muda, guru dan murid, membuang undi mengenai tugasnya.” Dari ayat ini kita dapat menangkap keseriusan mereka dalam melakukan tugas pelayanannya di hadapan YHWH. Mereka menyadari bahwa tugas utama mereka adalah menyanyi. Dan itu dilakukannya dengan segenap hati. Semuanya berlatih, berlatih, dan terus berlatih menyanyi sampai menjadi ahli seni. Bahkan yang sudah tua pun tetap berlatih dan tetap melayani bersama-sama dengan yang muda. Karena itu jerih lelah mereka tidaklah sia-sia. Setelah Bait Suci selesai didirikan, Tabut Perjanjian YHWH yang tadinya ada di Sion dipindahkan ke dalamnya oleh imam-imam dan orang Lewi. Semua imam yang ada pada waktu itu hadir dan sudah menguduskan diri. Demikian pula para penyanyi orang Lewi, semuanya hadir, yakni Asaf, Heman, Yedutun, beserta anak-anak dan saudara-saudaranya. Mereka berdiri di sebelah timur mezbah, berpakaian lenan halus dan dengan ceracap, gambus dan kecapinya, bersama-sama seratus dua puluh imam peniup nafiri. Lalu para peniup nafiri dan para penyanyi itu serentak memperdengarkan paduan suaranya untuk menyanyikan puji-pujian dan syukur kepada YHWH. Mereka menyaringkan suara dengan nafiri, ceracap dan alat-alat musik sambil memuji YHWH dengan ucapan: “Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” Pada ketika itu rumah itu, yakni rumah YHWH, dipenuhi awan, sehingga imam-imam itu tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan YHWH memenuhi rumah YHWH (2Taw. 6:11-14). Di gereja kita saat ini pun, ada kesaksian-kesaksian yang menguatkan bahwa Alllah menyertai tim paduan suara kita. Di gereja Kanada, ketika kondisi paduan suara mereka sedang lemah, seorang saudari diberi penglihatan. Selama latihan itu YHWH Yesus sendiri ada di sampingnya dan ikut bernyanyi bersamanya. Di Jakarta, ada seorang simpatisan yang seringkali duduk mendengarkan ketika paduan suara sedang berlatih. Suatu kali, imannya yang sedang lemah terbangun lagi setelah mendengarkan lagu-lagu yang dinyanyikan dalam latihan tersebut, sehingga dia berani membela gereja kita yang disebut sebagai gereja sesat oleh pengurus di gerejanya sendiri. Katanya, “Sebaiknya kita jangan munafik dengan menuduh bahwa Gereja Yesus Sejati adalah gereja yang sesat. Kalau paduan suaranya saja begitu diberkati, apa lagi yang lainnya!” Pemazmur pernah berkata, “Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel” (Mzm. 22:4). Jadi tidaklah aneh jika YHWH cenderung bertindak dengan cara yang luar biasa apabila mendengar nyanyian pujian dari umat-Nya. Petrus dan Paulus serta Silas sama-sama pernah dibebaskan dari penjara secara ajaib. Namun ada perbedaan yang cukup mencolok di antara keduanya. Mereka sama-sama beriman sehingga walaupun dipenjarakan tidak merasa gelisah. Perbedaannya adalah, pada malam hari Petrus tidur (Kis. 12:6), sedangkan Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan nyanyian pujian kepada YHWH (Kis. 16:25). Hasilnya, Petrus diselamatkan seorang diri, sedangkan Paulus dan Silas diselamatkan sambil menyelamatkan jiwa kepala penjara beserta seisi rumahnya (Kis. 16:33). Penutup Mungkin, melalui peristiwa di Lembah Pujian ini YHWH ingin mengajarkan kepada kita strategi perang yang paling efektif, yaitu berperang dengan pujian. Peperangan yang kita hadapi saat ini bukanlah melawan darah dan daging, tapi peperangan rohani untuk memenangkan jiwa-jiwa bagi-Nya. Dalam setiap kebaktian yang kita adakan, kita dapat menggunakan strategi yang sama, yaitu menempatkan tim pujian di depan pasukan bersenjata, yaitu para pengkhotbah. Adalah tugas tim pujian untuk menggemburkan tanah yang akan ditanami benih oleh pembawa Firman YHWH. Dapatkah itu dilakukan dengan serampangan dan seadanya? Tidakkah YHWH menuntut usaha yang lebih serius dan dilakukan dengan segenap hati, segenap kekuatan, dan segenap akal budi kita seperti yang dilakukan para penyanyi Bait YHWH? Beranikah kita menganggap remeh tugas tersebut sementara YHWH berkata, “Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan YHWH dengan lalai” (Yer. 48:10a)? Bahkan YHWH sudah memperlengkapi kita secara khusus agar dapat memuji Dia sebagai ‘ahli seni’ seperti para penyanyi Bait YHWH. Dia membuat rongga di antara mata dan otak kita agar dapat dipakai sebagai ruang resonansi sehingga dapat menghasilkan suara yang lebih indah, lebih empuk dan bercahaya, dan juga dipakai untuk mengatur keras lembutnya suara yang kita keluarkan. Dia juga membuat diafragma (selaput pemisah antara rongga dada dan rongga perut) kita elastis, sehingga paru-paru kita dapat memuat lebih banyak udara, dan elastisas diafragma yang tertekan paru-paru itu membuat suara kita dapat mengalir jauh. Memang, bukan hanya manusia yang memiliki rongga di antara mata dan otaknya; tetapi tidak semuanya dikaruniai kemampuan untuk memanfaatkannya. Salah satu makhluk yang punya kemampuan itu adalah burung kenari. Walaupun ukuran tubuhnya relatif kecil, namun karena dia dapat memanfaatkan rongga di kepalanya itu – yang berukuran cukup besar, dia dapat mengeluarkan suara yang keras. Tetapi, manusia berbeda. Secara alami manusia tidak dapat memanfaatkannya, tapi mereka dikaruniai kemampuan untuk menggunakan perlengkapan yang disediakan YHWH itu melalui latihan. Bahwa YHWH menghendaki agar kita mempergunakan perlengkapan itu semaksimal mungkin terbukti dari pengalaman beberapa saudara. Selain giat berlatih, mereka juga berdoa memohon hikmat kepada YHWH. Setelah berdoa, mereka merasakan kemampuan mereka meningkat lebih cepat. Tentu saja, mereka tidak akan dapat mengetahui apakah sudah mengalami peningkatan apabila tidak giat berlatih. Alkitab memang tidak menyebutkan bahwa para penyanyi di rumah YHWH-lah yang bernyanyi di depan pasukan bersenjata dalam perang melawan bani Moab, Amon, dan Meunim. Tapi kita bisa menduga bahwa kemungkinan besar merekalah yang dipilih untuk melakukan tugas tersebut sebab hanya orang-orang yang giat berlatihlah yang dapat siap sedia setiap saat diperlukan. Terlebih kita tahu bahwa para penyanyi itu mewariskan keahlian dan jabatannya di hadapan YHWH turun-temurun, sehingga setelah puluhan tahun dalam pembuangan pun mereka tetap ada (Neh. 7:1). Jadi, apakah dengan demikian doa bersama, puasa, dan bersandar sepenuhnya kepada YHWH menjadi tidak berarti? Justru sebaliknya; tanpa doa dan puasa dari seluruh rakyat Israel, YHWH tidak akan menyatakan kehendak-Nya. Kiranya tulisan ini dapat mengingatkan kita — sebagai Israel-Israel rohani saat ini yang sekaligus adalah imam-imam bagi YHWH (Why. 1:6) – untuk mengintrospeksi diri kita masing-masing. Yang bertugas sebagai penyanyi, cara kita mengusahakan talenta yang YHWH berikan adalah dengan giat berlatih; sudahkah kita melakukannya dengan segenap hati dan kekuatan kita, terus-menerus mengejar peningkatan kualitas pelayanan, ataukah kita sudah cukup puas dengan satu talenta dan menguburkannya. Sebagai pasukan bersenjata, adakah kita mengasah pedang dan melatih ketrampilan kita dalam mempergunakannya setiap hari seperti yang dilakukan Rasul Paulus (1Kor. 9:26-27). Supaya, kapan pun YHWH mengutus kita melakukan peperangan rohani bagi-Nya, kita selalu siap sedia. Begitu pula halnya dengan bidang-bidang pelayanan yang lain, sebab di mata YHWH tak ada satu pun pekerjaan yang lebih penting dari pada pekerjaan yang lain. Marilah kita bersama-sama bersatu hati melakukan pekerjaan YHWH, saling mendukung dalam doa, saling berlomba – bukan dengan iri dan dengki – tapi dengan semangat peningkatan diri menuju kesempurnaan rohani dan pelayanan, sehingga seperti Paulus, kita dapat berkata: “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir… Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh YHWH, Hakim yang adil, pada hari-Nya” (2Tim. 4:7-8). Dan kelak saat kita berjumpa dengan YHWH, Dia berkata: “Baik sekali perbuatanmu itu hai, hambaku yang baik dan setia… masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat. 25:21). Amin.